Kamis, 05 Juni 2008

Lagi-lagi FPI



Lagi-lagi FPI bikin ribut. Detail peristiwa bentrok FPI di Monas silakan cari sendiri. udah bejibun yang bahas. Saya sangat tidak menghormati FPI. Bukan hanya karena insiden Monas tempo hari, tapi memang track record FBI memalukan. Main hakim sendiri dengan mengatasnamankan agama seperti itu bukan seperti ISLAM yang saya kenal. Saya Muslim dan saya tidak merasa ISLAM dibela oleh FPI. Saya merasa dipermalukan.
Tetapi mengenai serangan FPI di Monas baru-baru ini, saya berpikiran sedikit nyleneh. Bagaimana kalo FPI ini ternyata hanya boneka? Hanya kedok semata sebagai pengalih perhatian...

Seperti yang telah kita ketahui bersama, kenaikan harga BBM memancing demonstrasi dari masyarakat terutama mahasiswa. DPR pun ikut mendukung penolakan naiknya harga BBM ini, sekedar buat cari muka. Tau-tau di tengah pemberitaan domonstrasi di sana sini, muncullah kasus penyeranan FPI di Monas yang lantas di blow up habis-habisan. Akhirnya perhatian masyarakat pun tertuju pada FPI bukan BBM lagi. Taktik lama pemerintah saya rasa. Sebab kalo demonstrasi dan tekanan berbagai pihak soal kenaikan harga BBM dibiarkan begitu saja, bukan tidak mungkin pemerintah SBY-JK goyah. Wah, kalo sudah seperti ini, bukan hanya politik yang rame, ekonomi pun bisa terkena imbasnya. Kepercayaan investor bisa rontok, yang berimbas pada pasar modal dan nilai rupiah. Inflasi bisa melejit melebihi inflasi yang sudah ada karena naiknya harga BBM. Efek beruntun, panjanglah ceritanya. Intinya bisa berabe...

Sebagai pembanding, beberapa saat sebelum kasus FPI di Monas, terjadi insiden di kampus UNAS. Tidak main-main, diduga ada pelanggaran HAM berat dalam penyerangan polisi ke kampus yang didirikan oleh Sutan Takdir Alisjahbana ini. YAiyalah mending kasus penyerangan FPI yang digembar-gemborkan, FPI sasaran empuk unutk dikambinghitamkan, daripada aparat kepolisian...

Hal yang harus digarisbawahi, asumsi FPI tidak sepenuhnya bersalah ini hanya berlaku untuk kasus penyerangan di Monas saja. Tindakan-tindakan brutal FPI lainnya saya kurang tahu menahu. Tetapi saya sampai pada argumen akhir : saya tidak simpati pada FPI.

Minggu, 01 Juni 2008

Minyak...Oh..Minyak,,, PART 2


Pengurangan subsidi BBM penuh dengan pro-kontra. Apalagi kebijakan ini dilakukan menjelang akhir periode jabatan SBY-JK. Tentu saja hal ini jadi objek empuk kalangan oposisi untuk menyerang pasangan presiden-wapres saat ini. Salah satu isu di masyarakat yang menarik untuk saya adalah dugaan kenaikan harga BBM ditujukan untuk mempermudah langkah raksasa-raksasa minyak dunia masuk ke pasar Indonesia. Perusahaan swasta asing (yang kalo jadi masuk Indonesia) menjual BBM pada harga Internasional, tentu saja mereka ga bakal laku kalau BBM dari pemerintah (Pertamina) dijual dengan harga lebih murah karena masih disubsidi.

Beberapa pemain asing sudah mulai merambah masuk. Lihat saja SPBU Shell dan Petronas yang dapat dengan mudah dijumpai di sudut kota Jakarta dan sekitarnya. Kabarnya tak hanya Shell dan Petronas saja yang tertarik dengan pasar Indonesia, beberapa perusahaan swasta asing sudah mengajukan proposal. [data siapa saja mereka tidak saya publish karena saya tidak punya bukti yang cukup kuat, hanya dari dosen orang depkeu aja,,]

Terus kita bisa apa kalo emang pada akhirnya perusahaan swsta asing benar-benar menguasai pasar Indonesia?? Bukan tak mungkin hal ini terjadi mengingat kinerja Pertamina yang belum maksimal saat ini. Bahkan payah kalo boleh saya bilang (penuh dengan isu KKN, manajemen yang belum menerapkan TQM).

Saya miris jika mengingat hal ini. Tentu saja masyarakat kita lebih memilih mengisi bensinnya di SPBU asing yang bersih, yang pelayannya ramah, yang ada air dan angin gratis, yang kaca mobilnya dilap dari pada di SPBU Pertamina jika harga BBMnya tidak jauh beda.

Untuk itulah saya posting tulisan ini, agar masyarakat kita sadar (hehe walo blog saya sepi pengunjung yang penting kan niatnya). Ayo pilih Pertamina meski jelek yang penting milik sendiri.........!!! Mana nasionalisme anda?

Semoga Pertamina tidak mengecewakan saya................................